Pencarian

Tuesday, September 4, 2012

Istilah Seputar Dunia Produksi Video



21 Mei 2010

Acting :
Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang
telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog.
Agent (Agent Model) :
Seseorang yang bekerja mewakili kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan
produser serta orang-orang lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam
mencarikan job serta membangun karir para artis.
Art Director (Penata Artistik) :
Pengarah artistik dari sebuah produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi
shooting serta properti penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario.
Audio Mixing :
Proses pengaturan suara dari berbagai macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang
diperlukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan cerita.
Angle :
Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang
diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar
dari bawah obyek, lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High
angle ialah pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan
ketidakberdayaan obyek. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek tampak
dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau dada); Extreme Close Up (ECU)
ialah pengambilan yang lebih dekat lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah;
Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak sedang, dimana manusia akan tampil
keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS) ialah pengambilan gambar dari jarak jauh
dimana obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan terdekatnya.
Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera
secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas
atau ke bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan
obyek yang bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom
Out ialah perkecilan gambar (fungsi pada kamera video).
Animator :
Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator, lalu
diserahkan kepada editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya.
Audio Effect :
Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual.
Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek
suara dibuat dan ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah
terjadinya perkelahian sesungguhnya.
Ambience :
Suara natural dari obyek gambar.

Background :
Gambar latar belakang.
Boom :
Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang
mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran.
Orang yang mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man.
Breakaway :
Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali pakai
sesuai tuntutan cerita.
Breakdown :
Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi
pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting.
Budget :
Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak
awal oleh produser ini akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan
dieksekusi, menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.
Blocking :
Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti harus
masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru
produksi.
Back Light :
Sumber cahaya utama yang berada di belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera.
Pada kebanyakan kasus, backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan
oleh kameramen amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik
ini digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek.
Bumper :
Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi.
Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan,
sedangkan bumper out ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.
Camera Department :
Bagian yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merawat semua peralatan kamera
yang dibutuhkan untuk memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.
Cameraman :
Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu produksi besar,
cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas
mengatur penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang
langsung mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal lain seperti
mengatur fokus kamera, dan sebagainya.
Camera Tracks :
Lintasan kamera, suatu alas datar berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di
permukaan lantai sebagai tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
tertentu, disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut.
Camera track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang pada
suatu kamera dolly.
Casting :
Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting ini
dipimpin oleh seorang juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang
dibutuhkan oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau
agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang
akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.
Clapper Boards :
Sepasang papan berengsel yang diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini
berisi sejumlah informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan
tanggal shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan yang
kemudian akan memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang di-shooting.
Informasi ini juga terrekam oleh kamera video, yang kelak akan memudahkan proses editing
video untuk memilih potongan gambar mana yang akan dipakai dan dirangkai dengan gambar
lainnya.
Commercial :
Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk
mempromosikan suatu produk.
Costume Designer :
Orang yang merancang pakaian/kostum yang akan dipakai oleh para pemeran film.
Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau
tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah
dialog, tanda dari sutradara atau isyarat cahaya.
Cue Light :
Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara
untuk memberi isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar jangkauan pandang
kamera tetapi dalam jangkauan pandang pemeran.
Cut and Hold :
Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam
posisinya. Pada kasus ini, sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau
adegan lain yang berkaitan.
Cut to Cut :
Peralihan gambar dari adegan satu ke adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian
transisi.
Credit Title :
Penampilan nama-nama kru produksi serta para pendukung acara.
Chroma Key :
Sebuah teknik efek visual dimana adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar
berwarna tertentu (biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan

ini menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar
background yang telah disiapkan untuk tujuan itu.
Cutting on Beat :
Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video berdasarkan tempo
sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang
bertempo cepat.
Clip Hanger :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang
kelanjutan acara, namun harus ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial.
Cut :
Pemotongan gambar
Crane :
Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung kamera
sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360
derajat, menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat
digerakkan oleh secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang dilengkapi
dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang terkenal alat crane
semacam ini.
Clip On :
Mikrofon khusus berukuran kecil yang dapat diselipkan pada obyek sehingga tidak terlihat
oleh pemirsa.
Depth of Focus :
Area tempat berbagai benda yang diletakkan dengan berbagai ukuran jarak di depan lensa
akan tetap memperoleh fokus yang tajam.
Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk
merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.
Documentary :
Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah
gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan
kamera, sound, dan lokasi.
Dolly :
Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera selama pengambilan
gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly
Grip.
Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau
mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang
digunakan ketika film tersebut dibuat. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack
playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan
perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang
buruk., performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses
pemfilman.
Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang
tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa
dan f-stop
Editing Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk
urutan yang koheren, dengan bantuan kru lain termasuk sutradara atau produser.
Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala peralatan listrik selama proses
produksi film, misalnya: lampu, kabel, mesin diesel. Electrician ialah anggota staf
departemen ini.
Ext. :
Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium,
gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio
namun tetap dinamakan eksterior dalam naskah.
Extreme Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak amat dekat
Fade Out, Fade In :
Jenis transisi dari gambar kosong (blank) ke kemunculan gambar tertentu (fade in) atau dari
gambar tertentu ke blank (fade out). Sering digunakan untuk menekankan berlalunya waktu
atau akhir dari adegan atau cerita.
Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan
kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Efek ini sering
digunakan untuk mempercepat tempo, menyesuaikan diri dengan sound yang dipakai.
Fifty-fifty :
Sudut pengambilan gambar ketika dua orang pemeran saling berhadapan sehingga berbagi
lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.
Fill Light :
Merupakan bagian dari teknis pencahayaan dasar “Three Point Lighting”, digunakan untuk
meniadakan bayangan yang timbul akibat adanya key light.
First Run :
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan
Gala Premiere.
Flare :
Efek visual yang timbul ketika suatu obyek memantulkan cahaya yang tidak diinginkan secara
langsung kepada lensa kamera. Meski seringkali efek ini tidak diinginkan, namun pada
sejumlah software editing video justru terdapat fitur untuk memunculkan simulasi flare ini
untuk meningkatkan realitas visual.

Flashback :
Secara harfiah berarti kilas balik. Yaitu alur cerita yang mundur ke belakang mengisahkan
kejadian lampau yang dapat menjelaskan latar belakang penyebab kondisi yang ada sekarang.
Focus :
Gambar secara detail dan tajam, dengan warna yang mendekati aslinya, yang diperoleh
dengan setting lensa kamera agar memiliki nilai jarak fokus yang benar. Pada sejumlah
kamera handycam, fokus ini bersifat otomatis hasil deteksi kamera. Sedangkan pada kamera
yang memiliki setting manual fokus, gambar yang fokus diperoleh jika kameramen pandai
mengatur setting fokus ini yang juga memerlukan kejelian mata. Atau kadang digunakan
pengukuran jarak agar dapat melakukan setting fokus secara lebih akurat.
Fog Maker :
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek
kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan
untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang
dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.
Follow Focus :
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada pemeran yang
bergerak mendekati atau menjahui kamera.
Follow Shots :
Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran
dalam adegan.
Footage :
Gambar-gambar yang telah tersedia dan dapat digunakan.
Frame per Second (fps) :
Jumlah frekuensi penampilan frame gambar tiap detiknya. Video sebagai “gambar bergerak”
sebenarnya hanya merupakan kesan/ilusi penglihatan mata, sebab pada kenyataannya video
tersebut terdiri dari serangkaian gambar diam yang ditampilkan berurutan dalam durasi waktu
yang sangat singkat. Pada video format PAL, satu detik video terdiri dari 25 gambar, disebut
sebagai 25 fps (frame per second), sedangkan format NTSC memiliki 30 gambar, disebut
sebagai 30 fps.
Freelancer :
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.
Freeze :
Perintah bagi pemeran untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam
film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya “pop in” pada layar
maka aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian
ditempatkan di posisinya kemudian perintah untuk “action” diberikan dan adegan dilanjutkan.
Dalam pemotongan film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek
akan dihilangkan.
Gobo :
Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih
pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
cahaya yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada
sanggahan yang dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata
rambut laki-laki maupun perempuan.
Hand Held :
Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh
operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan
meletakkannya pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik
penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod
Hot Set :
Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya
mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan.
Hot Spot :
Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang.
Hunting Location :
Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik untuk syuting.
Idiot Cards :
Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya.
Dapat juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana
sebuah gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan
dialognya dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan
Cue cards.
Independent :
Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar.
Insert Shot :
Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke
dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan.
Int. :
Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang
dibentuk di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors.
Iris :
bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya cahaya
kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera.
Jell :
Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk mengubah
warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel.
Jumping Shot :
Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan

Jimmy Jib :
Merek dagang, lihat Crane.
Key Light :
Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi obyek shooting.
Light Meter :
Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur
intensitas cahaya.
Lining Up :
Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera sehingga
mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing.
Limbo :
Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu
lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya.
Lip-Sync :
Sesi perekaman saat seorang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari
gambar.
Long Shot :
Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari
sudut panjang dan lebar.
Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan
kebutuhan skenario pada saat syuting.
Match :
Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya
dapat dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan.
Matching Directions :
Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat
transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain
dimasukkan.
Measuring Tape :
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk
menentukan fokus secara tepat.
Microphone Shadow :
Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang kamera.
Bila muncul pada gambar maka it’s a no-no (gambar tidak terpakai)
Mock-Up :
Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut
kebutuhan.
M.O.S. :

Porsi gambar dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya
muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out
Sound.
Moving Shot :
Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak.
Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam
film.
Master Control :
Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari
berbagai input pada suatu produksi acara.
Medium Shot :
Gambar diambil dari jarak sedang.
N.G. :
No Good (tidak bagus). Istilah ini dipakai sebagai catatan atau komentar terhadap
pengambilan gambar yang tidak bagus pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound,
N.G. Action
NTSC (National Television Standards Committee)
Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara
lain. Sistem NTSC terdiri dari 525 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar 30 fps
(frame per secod).
O.S. :
Off Screen (tidak tampak pada layar)
Opening Scene :
Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Adegan ini harus dikemas
secara kreatif untuk mengundang kepenasaran penonton agar melihat keseluruhan tayangan.
PAL (Phase Alternation by Line) :
Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Eropa dan negara-negara lain
termasuk Indonesia. Sistem PAL terdiri dari 625 garis scanning dengan frekuensi penciptaan
gambar 25 fps (frame per secod).
Plot :
Alur cerita dalam sebuah naskah skenario.
P.O.V. :
Point of View, yaitu sudut pandang penceritaan. Istilah yang kerap digunakan dalam skenario.
Producer :
Sebutan bagi orang yang memproduksi film meski tak harus berarti membiayai produksi atau
menanamkan investasi dalam produksi tersebut. Tugas produser adalah memimpin seluruh
tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek
kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disepakati.

Production Unit :
Unit produksi yang terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua
orang yang terlibat dalam suatu produksi.
Panning :
Pergerakan kamera secara horisontal (ke kiri atau ke kanan) untuk memperluas liputan obyek.
Rain Cluster :
Perangkat khusus yang digunakan untuk menciptakan simulasi efek hujan. Sebagai alternatif
ialah pemakaian mobil pemadam kebakaran.
Reflector :
Alat yang berfungsi untuk memantulkan cahaya, yang selain berfungsi untuk mengoptimalkan
cahaya yang ada (baik sinar matahari pada shooting outdoor atau cahaya lampu pada shooting
indoor), juga untuk memendarkan cahaya agar lebih soft. Bisa terbuat dari bahan apa saja asal
memiliki pantulan cahaya yang optimal (jadi harus berwarna putih/terang), misalnya berupa
lembaran alumunium foil yang ditempelkan pada lembaran busa/stereoform yang tebal.
Remake :
Produksi suatu film yang sebelumnya pernah diproduksi. Film remaking dibuat dengan
penyesuaian konteks cerita terhadap keadaan jaman terkini dimana peradaban dunia sedang
berubah dengan amat cepatnya. Misalnya, kisah cinta klasik Romeo dan Juliet akan difilmkan
dengan konteks keadaan terkini dimana komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yang
tidak terdapat pada jaman dulu.
Re-Run :
Memutar ulang suatu film atau program acara televisi.
Resolution :
Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail obyek.
Re-Take :
Pengulangan adegan dalam shooting, bisa disebabkan oleh kegagalan akting, dialog,
pencahayaan, ketidaksiapan kru, dsb.
Reverse Angle :
Sudut pengambilan gambar : arah angle yang sebaliknya dari angle gambar yang telah
diambil.
Roll :
Perintah yang biasanya diberikan ketika kru produksi telah siap di posnya masing-masing
sehingga adegan tertentu siap dilaksanakan.
Running Shot :
Pergerakan kamera secara dinamis untuk menyesuaikan diri dengan gerakan pemeran di
lokasi shooting.
Rundown :
Alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh durasi, segmentasi, dan bahasa naskah.
Scouting :
Mencari lokasi untuk produksi. Dapat juga berarti mencari calon pemeran yang berbakat

(talent scouting).
Screen Play :
Naskah yang sudah lengkap dan siap menjadi panduan dilaksanakannya produksi film.
Screen Test :
Kesempatan ujicoba bagi pemeran untuk memperlihatkan kemampuannya, sudah lengkap
dengan penggunaan kostum, make up dan set properti.
Script Clerk :
Petugas yang bertanggungjawab mencatat sejumlah hal dari pengambilan gambar seperti
durasi, akting, properti, pencahayaan dan keberhasilan adegan. Catatan ini kelak akan
digunakan oleh editor saat editing video untuk menentukan mana potongan gambar yang akan
diambil dan dirangkai dengan gambar lain, dan mana potongan gambar yang harus dibuang.
Sequence :
Rangkaian adegan.
Soft Focus :
Pengambilan gambar dengan lensa yang di-set agak out of focus sehingga subyek tampak
agak blur.
Soft Light :
Pencahayaan lembut yang memungkinkan tiadanya bayangan dan berpendarnya cahaya secara
merata dan menyeluruh.
Still man, Photographer :
Pengambil gambar foto yang bertanggungjawab atas publikasi dan pembuatan foto di lokasi.
Foto ini dapat berfungsi sebagai dokumentasi behind the scene, dokumentasi proyek, maupun
keperluan promosi.
Story Board :
Gambar ilustrasi adegan. Merupakan salahsatu bentuk upaya sutradara menerjemahkan
bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa gambar dan untuk memudahkan kegiatan shooting
itu sendiri dengan dijelaskannya posisi, adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Gambar ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru lain (misalnya penata
fotografi), dan dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist. Sketsa
yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan
gambar.
Sunshade (Lens Shade) :
Kotak persegi panjang yang dipasangkan di bagian depan lensa kamera untuk membatasi
masuknya cahaya secara langsung ke dalam lensa.
Superimposure :
Penempatan sebuah layer video/grafis diatas layer lainnya, misalnya layer title atau subtitle
(terjemahan bahasa) yang diletakkan di atas gambar film.
Swish Pan :
Jenis panning (pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan) yang cepat yang
memunculkan kesan gerakan mata yang menoleh ke samping dengan cepat.

Simply Shot :
Gambar yang diambil dari sudut mudah, biasanya untuk adegan pengisi yang kurang penting.
Script Format :
Format penulisan naskah skenario. Format ini bisa fleksibel tergantung tingkat kerumitan
produksi video itu sendiri.
Script Marking :
Pemberian tanda pada naskah skenario untuk menjadi catatan bagi para kru produksi yang
terlibat.
Stock Shot :
Persediaan gambar hasil shooting yang dapat dipilih pada saat proses editing.
Suspense :
Adegan drama yang menegangkan. Juga merupakan salahsatu genre (jenis) dari film.
Steady Shot :
Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati dengan posisi diam.
Slow Motion :
Pergerakan gambar yang diperlambat, suatu proses yang dikerjakan saat editing video. Pada
produk home video seperti wedding video, teknik ini kerap digunakan untuk pada
gambar-gambar yang berisi momen bahagia dengan iringan lagu cinta yang bertempo lambat.
Slow motion juga kerap digunakan secara “terpaksa” yaitu jika pada proses editing video
ternyata ditemukan gambar yang rusak sedemikian rupa padahal informasi yang tertangkap
oleh audio-nya penting, sehingga klip video dibuat slow motion untuk menyesuaikan diri
dengan durasi audio-nya.
Tag Line :
Semboyan atau motto suatu film yang dapat merangsang imajinasi calon pemirsa tentang apa
yang akan disuguhkan dalam film tersebut.
Teaser :
Cuplikan adegan-adegan menarik yang mewakili keseluruhan cerita, digunakan di televisi
untuk menarik perhatian pemirsa.
Tilt :
Pergerakan kamera naik turun (vertikal)
Tone Track :
Sound asli yang diperoleh dari lokasi shooting tertentu yang seringkali tidak disadari namun
dapat meningkatkan realitas hasil shooting. Misalnya pada wedding video, suara hiruk pikuk
(crowded) merupakan suara yang khas terjadi pada acara resepsi, dan sebaiknya tidak
dihilangkan seluruhnya pada proses editing video.
Top Lighting :
Teknik pencahayaan. Sumber cahaya berada di atas subyek sehingga turun menyinari.
Sebagai kebalikannya ialah Down Lighting yang umumnya dipakai untuk kemunculan
makhluk misteri dalam suatu adegan horror.
Treatment :

Rencana sutradara untuk menerjemahkan skenario dengan menyusun adegan, dialog dan
prosedur kerja kru produksi di lokasi shooting.
Triangle :
Alat penahan kaki tripod agar tetap stabil meskipun diletakkan di permukaan yang licin.
Two/Three Shot :
Sudut pengambilan gambar. Yaitu layar kamera berisi dua/tiga obyek yang sedang berperan.
Viewfinder :
Instrumen optik yang yang memungkinkan operator kamera untuk mengikuti aksi para
pemeran saat kamera sedang diaktifkan.
VTR :
Video Tape Recording. Alat pendukung produksi.
Very Long Shot (VLS) :
Jenis sudut pengambilan gambar. Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh untuk maksud
khusus, misalnya menjelaskan keterkaitan obyek shooting dengan lingkungannya.
Voice Over :
Suara tambahan atau alih suara yang dilakukan pada proses editing, untuk mendukung isi
cerita.
Wardrobe Departement :
Bagian yang bertanggungjawab atas pemilihan pakaian yang akan dipergunakan untuk
shooting.
White Balance :
Prosedur untuk men-setting lensa kamera agar dapat menangkap warna detil obyek secara
akurat, biasanya dengan menghadapkan kamera ke suatu obyek berwarna putih selama
beberapa saat.
Wind Machine :
Blower (kipas angin besar) yang digunakan untuk menciptakan efek angin.
Wrap :
Aba-aba untuk seluruh kru produksi bahwa sesi shooting telah selesai.
Sumber: http://captun.net/?p=171

No comments: