Pencarian

Friday, December 7, 2012

Saturday, September 8, 2012

Cara reset printer canon Pixma MP250


Untuk reset Printer Canon MP 250, download dulu softwarenya, kemudian install pada komputer anda, kemudian ikuti cara berikut :

  1. Matikan dulu printernya. 
  2. Tekan tombol stop/reset, jangan dilepas 
  3. Tekan tombol power, jangan dilepas. (tombol power tetap di tekan) 
  4. Lepas tombol stop/reset, lalu tekan tombol stop/reset tersebut 2 kali 
  5. Lepas kedua tombol tersebut 
  6. Printer akan melakukan intalasi ulang drivernya 
  7. Jalankan software resetter yang telah diinstal 
  8. Klik Main (tunggu sebentar, printer akan mencetak pada kertas berisi cetakan D:000.0) 
  9. Klik EEPROM Clear 
  10. Klik EEPROM (tunggu, dan printer akan mencetak berbagai kode) 
  11. Matikan printer dan hidupkan kembali
  12. Printer siap digunakan 
Semoga dapat membantu....


Thursday, September 6, 2012

Mengganti Warna Rambut

Kini tidak perlu lagi dilakukan pengecatan rambut pada model untuk mendapatkan sebuah foto dengan warna rambut yang diinginkan. Dengan adanya Photoshop, mengganti warna rambut dapat dilakukan dengan sangat mudah dan cepat. Sebenarnya banyak cara untuk melakukan perubahan ini. Tapi disini saya akan mencobanya dengan menggunakan efek dari Hue/Saturation. Untuk mencobanya, silahkan download dan buka foto di bawah ini ke dalam Photoshop.

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Setelah foto di atas Anda buka dalam Photoshop, buatlah seleksi di sekitar rambut dengan menggunakan Lasso Tool (L).

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Klik ikon Adjustment Layer dan pilih Hue/Saturation.

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Pada tampilan palete Hue/Saturation, geres slider Hue untuk menentukan warna yang diinginkan, disini saya ingin memberikan warna biru dengan nilai Hue +150. Jangan lupa klik ikon Clip to the layer.

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Ubah Blending Modenya menjadi Color untuk lebih menyatukan warna dengan rambut. Dan lakukan masking dengan cara, pilih Brush Tool (B) dan sapukan Brush dengan warna hitam ke bagian wajah si model yang terkena efek dari Hue/Saturation. Lakukan ini dengan sangat teliti agar mendapatkan hasil yang detail dan realistis.

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Begitu singkat dan mudah bukan? Sekarang coba Anda ganti lagi warna rambutnya dengan warna sesuai keinginan Anda. Goodluck!

Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin

Sumber : www.efekphotoshop.com

Membuat Tattoo Realistis dengan Photoshop

Untuk membuat efek tattoo digital dengan Photoshop, Anda perlu mempersiapkan dulu desain tattoo yang akan Anda gunakan. Anda dapat mencarinya dengan bantuan Google.com.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Langkah pertama, buka kedua file dan drag & drop desain tattoo ke bagian tubuh model. Kemudian ubah blending modenya menjadi multiply dan atur posisi tattoonya menjadi seperti berikut.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Klik Menu Filter > Liquify (Shift+Ctrl+X).
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Pada tampilan Liquify, pilih Forward Warp Tool (W) dan sesuaikan bentuk tattoo dengan bagian tangan model. Bila sudah, jangan lupa klik OK.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Klik Menu Image > Adjustments > Levels (Ctrl+L). Pada bagian Output Levels, geser slider hitam ke kanan hingga memberikan nilai kira-kira 70. Ini akan membuat warna tattoo menjadi tidak terlalu hitam, agar lebih menyesuaikan dengan kulit model yang berwarna cerah.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Sekarang beralih dari Channel RGB ke Channel Red. Masih pada bagian Output Levels, geser lagi slider hitamnya ke kanan hingga memberikan nilai kira-kira 30. Tujuannya, untuk memberikan warna kemerah-merahan pada tattoo sehingga lebih menyatu lagi dengan warna kulit model.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Lakukan masking pada bagian tattoo untuk memberikan sedikit transparansi pada bagian tattoo yang berbackground kulit model dengan highlight yang lebih cerah. Caranya, klik ikon Add layer mask dan sapukan Brush Tool (B) dengan warna hitam ke bagian tattoo yang berbackground kulit model dengan highlight yang lebih cerah. Gunakan brush dengan opacity kira-kira sebesar 50%.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Dan saya mendapatkan hasil akhir seperti ini. Goodluck!
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Sumber : www.efekphotoshop.com

Mengganti Warna dengan Foto Filter

Dengan Photo Filter, Anda dapat menciptakan efek foto sepia dengan sangat mudah. Caranya, buka dulu foto berikut ke dalam Photoshop.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Klik Menu Image > Adjustments > Photo Filter.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Pada kotak dialog Photo Filter, pilih warna filter yang diinginkan kemudian atur density-nya untuk menentukan kuatnya efek dari warna filter tersebut. Dan jangan lupa klik OK.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Hingga hasil akhirnya seperti ini.
Tutorial Photoshop Effect, Belajar, Edit, Efek, Foto, photo, Manipulasi, Tool, Teks, Pemula, Menengah, Filter, Download Brush Action Plugin
Sumber : www.efekphotoshop.com

Wednesday, September 5, 2012

Istilah Teknis Praktek Shooting

Istilah Teknis Praktek Shooting

Membuat film dokumetar adalah suatu tantangan yang sangat dasyat karena diperlukan beberapa pengetahuan lebih pada saat kita akan membuat sebuah film dokumetar. Di sini mencoba berbagi ilmu tentang mengenal sebuah kamera di film dokumentar. 
Dalam perjalan perfilman kita sering melihat berbagai suguhan film. Baik film yang berkatagorikan fiksi ataupun non fiksi. Nah tentu kita akan bertanya apa itu film dokumetar dari beberapa situs dan buku yang saya baca banyak arti yang berbeda menjelaskan arti film dokumetar, namun saya mengambil satu garis lurus dimana film dokumentar itu adalahimplementasi fakta dan realitas yang terjadi yang kita angkat dari sebuah pemikiran (Ide) yang memang bercerita menarik dam enak yang bisa menimbulkan banyak pertanyaan dan
jawaban tentang berbagai aspek kehidupan.
Karena katagori Film dokumenter sendiri adalah film yang bercerita tentang kenyataan, realitas atau fakta.
Bercerita di Film Dokumentar tentunya tidak semudah dengan kita berucap ayo kita segera bikin film dokumentar. Pertanyaan simple muncul takkala kita hendak mengesekusi Ide dengan tujuan kita sebagai filmmaker guna membuat film dokumetar.
Paling ringan di sini akan memberikan contoh simple yang membuat kita bisa mengingat apa itu katagori film dokumentar. Masih ingat dengan program di televise pertama di Indonesia (TVRI), ya, Flora dan Fauna.
Mungkin dulu pada saat film dokumentar belum banyak dilirik dan selalu disuguhkan tentang apa saja yang berbau tumbuh tumbuhan dan dunia binatang namun seiring dengan perkembangan era digitalisasi industri pertelevisian dan semakin banyaknya filmmaker yang mengembangkan arti dari film dokumetar sesungguhnya jadi tidak melulu menceritakan sebuah proses awal hingga akhir dari suatu tumbuhan atau awal mulanya kehidupan binatang.
Film dokumetar sendiri itu terbagi dari dua kelompok. Satu adalah semi dokumetar dan satunya lagi adalah total film dokumetar. Menjadikan Ide sebagai sebuah ilham bagi film dokumetar kita tentunya tidaklah gampang seperti kita berkata-kata, jika Ide kita dapatkan tentunya sebuah riset untuk sebuah pemikiran itu menjadi sangat penting.
Karena yang menarik dalam penciptaan film dokumenter berawal sebuah riset yang kita lakukan. Percaya atau tidak kita harus kembali berkaca pada diri kita sendiri. “apakah Ide-ku ini nantinya menarik jika di Film-kan.”
Proses pembuatan film dokumanter bukan sekedar estetika tapi mempunyai sebuah riset. Karena film dokumenter tidak melulu teks yang dikuti oleh gambar. Karena kita harus berpikir film dokumanter kita nantinya bisa memberikan gambaran riset kita.
Jika bisa, Ide yang ada pada diri kita bisa kita share pada orang (kelompok) kita, agar kiranya Ide yang akan kita tuangkan pada saat pembuatan kiranya bisa ditangkap rekan produksi film dokumentar kita.
Setelah dari sebuah Ide yang sudah kita matangkan dari sebuah riset pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mentransfer ‘kamera kita? Karena nantinya banyak yang meleset dari apa yang kita sudah rencanakan. Jadi bersiap-siaplah jika nantinya kita mengalami suatu kendala dalam pelaksanaan pembuatan film dokumentar.
Setelah Ide siap kita bungkus, peralatan yang memadai sangat menunjang dalam history pembuatan film dokumentar kita.
Berikut ini akan diberikan beberapa perihal terpenting bagi filmmaker yang kiranya berguna dalam pembuatan film dokumetar. Dimana istilah ini sangat dekat dengan juru kamera dan perihal berikut tentunya perlu juga di ketahui dan wajib juga dikuasai oleh sang sutradara film dokumetar.

Kamera,
Kamera terdiri dari dua jenis dimana yang pertama dikenal dengan sebutan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan),Camera Head (bagian tengah),VCR (bagian belakang). Sedangangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bgaian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu.

Lensa,
Lensa itu tersusun dari tiga bagian utama yaitu Ring focus, ring focus sangat berkaitan dengan ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field), berikutnya adalah Zoom, zoom ini sendiri berkaitan dengan jarak subjek dengan lensa (focal length). Zoom menjadi dua yaitu Zoom In (gambar mendekat) dan Zoom Out (gambar menjauh).
Nah Lensa, Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa normal, berukuran focus sepanjang 50mm atau 55mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa lebar (wide lens), biasanya mempunyai lebar focus 16-24mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan, atau ruangan yang sempit.
Lensa tele, adalah lensa yang memiliki focal length (jarak antara objek dengan lensa) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.

Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa.
Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa adalah pencarian pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ada beberapa ukuran pencahayaan pada lensa kamera, dimana ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 dan (bukaan kecil) 4-5.6-8-11 dan 22.Fungsi Iris menjadi hal yang final dalam pencarian pencahayaan yang terbaik.
Fasilitas Camera ada beberapa yang kita perlu ketahui yaitu Extender, extender adalah fasilitas pada lensa yang berfungsi mendekatkan jarak objek sebanyak 2x lipat. Yang diikuti dengan pengaturan Iris sebanyak 1 ½ stop.

Gain,
Gain adalah level pengangkatan cahaya yang terdiri dari tiga level yaitu low, medium dan high. Untuk mengatur ketinggan level Gain dapat kita lakukan jika pencahayaan yang kita butuhkan sangat kurang. Level Gain sendiri terdiri mulai dari dua katagori 0 db s/d 9 db dan 12/18 db. Perlu diingat jangan pernah memaksakan diri untuk menggunakan gain 18 db, hal ini akan menyebakan pengahasilan gambar yang tipis atau coral (berbintik-bintik).

Zebra,
Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya yang tinggi, tentunya kita mengatur iris/diafragma.
Zebra bisa memandu sang Juru Kamera guna mengetahui gambar yang di take sudah focus atau tidak. Jika bagian kamera sudah kita kuasai tentunya beberapa istilah dalam menggunakan kamerapun wajib kita ketahui.

Color Bars,
Color Bars berfungsi sebagai pengatur gelap terang suatu objek dan juga mengatur color balance. Dan dikenal juga sebagai awalan dari rekaman gambar kita.

Time Code (TC),
Time Code berfungsi sebagai pencatat durasi gambar kita dalam kamera. Ini sangat berguna takkala kita melakukan pencarian gambar saat editing.

Auto White Balance (AWB) atau (WB),
White Balance adalah syarat mutlak bagi disaat memulai mengoperasikan camera. AWB atau WB berguna menjauhkan satu warna yang dominant atau bad color (bluish, redish, yellowish atau greenish). Satu lagi yang sama pentingnya dengan AWB atau WB adalah Auto Black
Balance (ABB) atau (BB), Black Balance merupakan setting camera untuk mencari kualitas gambar yang sempurna dari camera yang kita gunakan.

Set Up Audio,
Setting Audio menjadi bagian penting dalam pencarian kualitas suara untuk film kita nah audio setting dapat kita lakukan baik pada Atmosfir Mic yang ada pada kamera atau ExternaL Audio.

Ide dan Kemera sudah kita ketahui tentunya hal yang perlu kita lakukan tentunya Camera siap di operasikan tapi ada beberapa dasar lainnya yang perlu dipunyai oleh juru kamera dan wajib dikuasai oleh Sutradara film dokumentar.
Komposisi, Komposisi merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, dimana objek menjadi pusat perhatian. Dimana dalam merekam objek tentunya harus mempunyai rasa (sense of art), kreatifitas.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian dari komposisi (rule of thirds), pada aturan umum, komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek yang menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagiab tersebut.
Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang.

Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar (angle of view), dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar.
Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek) sudut dari atas, bawah, samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Dalam Komposisi Gambar terdapat dua bagian yakni Background (BG) dan Foreground (FG).

Background dan Foreground adalah benda-benda yang berada dibelakang atau didepan objek inti dari suatu visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Nah untuk mengahasilkan shot-shot tertentu kiranya kita harus mengetahui shot list yang ada pada konsep film dokumentar kita. Berikut istilah Camera dan Fungsi yang harus diingat pada saat Camera akan di fungsikan :

Shutter Speed
Pengaturan Shutter Speed sangat bergantung pada berapa ukuran iris/diafragma yang kita gunakan. Shutter Speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Guna mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk kedalam emulsi film (jangka waktu transmisi sinar) kita menggunakan 

Shutter Speed.
Shutter Speed memiliki satuan angka mulai dari B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi, maka gambar yang terekam akan terlihat jelas/terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur atau berbayang.

Filter, 
Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain: 3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber cahaya yang dominant kuning (tungsten).
5600 K + ¼ ND (neutral density), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya matahari terik (top light).
5300 K, digunakan untuk out door dan in door dengan sumber cahaya dominant putih atau cahaya kebiruan (daylight).
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).
Pencahayaan atau tata cahaya adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan diafragma serta shutter speed sangat penting diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang terbaik.

Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu :

High Key,
High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa memberikan pilihan gambar yang lain. Dimana ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa high key bukan karena over exposed.

Low Key,
Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.

Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai :

Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light.
Fill Light, tujuannya untuk mengisi (Fill) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunkan sumber cahaya yang soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek, untuk memberi cahaya diatas pundak atau diatas kepala. Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera.
Karena cahayanya lemah maka dia akan menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.

Point Shooting Camera
Camera Angle atau sudut pengambilan gambar yang ditentukan oleh blocking kamera, yang umum yang selalu digunakan ada 3 sudut
High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek.
Low angle, sudut pengambilan gambar dari bawah objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.
Eye level, sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.

Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan gambar yang dipakai, antara lain,
Bird eye, sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor burung.
Frog eye, sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor katak.
Over shoulder, pengambilan gambar dari belakang bahu.
Establish/General shot, gambaran umum sebagai shot pengenalan dari cerita utama atau mainstory.
Inter cut/ Cut away, merupakan gambar-gambar penyela untuk menyembunyikan jumping atau memotong suatu aksi.
Reverse shot, gambar di ambil dari sudut lawan main, tanpa melanggar garis imajiner.
Detail shot, sebaiknya dibuat dengan memadukan unsure kekuatan insting dengan unsur keindahan.
Gunakan arrow angle dengan memperhatikan jarak perbandingan yang cukup baik dengan membuat detail shot.

Sedikit memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan Film dan Kamera.
Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam.
Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali.
In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik.
Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga tampak detailnya.
Under exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang kurang.
Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang berlebihan.
Depth of Field: daerah kedalaman dan ketajaman gambar, semakin pendek depth of fieldnya,
gambar yang dihasilkan semakin baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan out of focus.
Focal length : jarak antara objek dan lensa.
Zoom in : gerak lensa mendekati objek.
Zoom out : gerak lensa menjauhi objek.
Track in : gerak kamera mendekati objek.
Track out : gerak kamera menjauhi objek.
Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau sebaliknya.
Shot Size (Ukuran Shot)
Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai kaki dengan ruang gerak objek yang luas. Fungsi shot ini sebagai shot pengenalan/ establish shot.
Long Shot (LS): Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek yang sempit.
Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan gambar dari kepala hingga kaki.
Medium Shot (MS): Pengambilan gambar dari batas pinggang hingga kepala.
Medium Close Up (MCU): Pengambilan gambar dari batas siku tangan hingga kepala.
Close Up (CU): Pengambilan gambar dari atas dada hingga kepala.
Big Close Up (BCU): pengambilan gambar dari dagu hingga dahi.
Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar detail pada bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau mata.
Shot-shot deskriptif: Adalah istilah penggunaan shot yang lebih variatif, seperti, pan shot, follow shot, tracking shot, low shot, high shot, reverse shot, tilt up and tilt down shot, tilt dutch shot dan over shoulder shot.
  1. Jangan melanggar garis imajiner (Imajiner Line)/Directional Line. Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak balik, atau disebut juga Jump Shot.
  2. Perhatikan Head Room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
  3. Perhatikan Looking Room, ruang pandangan mata yang berimbang.
  4. Perhatikan Nose Position, tetapkan posisi hidung tepat berada di titik tengah layer televise.
  5. Hindari Sporius Object, benda-benda yang mengganggu komposisi.
  6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki Motivasi dan informasi.
  7. Perhatikan Continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur ceritanya utuh.

Peralatan Pendukung Camera
Tripod,
Tripod (Kaki Camera) Tripod kamera merupakan peralatan yang terpisah dari kamera namun dianya merupakan peralatan tambahan yang menjadi penyokong fungsi kamera dalam peroperasian. Tinggi tripod sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. film cerita sangat memperhatikan ketinggian kamera lensa, dengan menata kaki kamera (tripod) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan dokumenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (finder). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.

Reflektor,
Reflektor adalah kanvas yang berfungsi sebagai pemantul cahaya yang bisa memberikan efek cahaya tambahan yang berguna untuk memberikan citra yang lebih baik pada sujek yang akan di shot.

Shoot List ,
Shoot List adalah catatan yang terdiri dari rangkaian gambar yang direkam untuk proses editing.

Kamera handycam terdiri dari beberapa format kasetnya :
> Video 8
> Hi-8
> Digital 8
> VHS-C
> S-VHS-C
> Mini DV
> Micro MV
> DVCam

Kamera Professional Broadcast terdiri dari beberapa jenis :

> Hi-8 Pro
> S-VHS
> U-matic
> Betacam
> DVCPro/DVCam
> Digital-9
> Digital Betacam
> Memori Hardics.

Masing-masing jenis kamera memeliki kemampuan serta fungsi yang tidak sama antara satu kamera dengan jenis kamera lainnya. Ini dikarenakan setiap kamera memiliki kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang memiliki perbedaan kualitas.
Rekaman film kita dikatakan layak jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa.

Selamat berekspresi, semoga bermanfaat.

Sumber: Maaf tidak menampilkan sumber aslinya, karena tidak ikut tersimpan saat mengkoleksi artikel ini.

Tuesday, September 4, 2012

KONSEP TENTANG GRAFIK

Komputer didalam merepresentasikan gambar memiliki dua cara yaitu dengan bitmap dan vektor grafik.


BITMAP GRAFIK
Beberapa pengertian yang berhubungan dengan bitmap

pixel
Jika kita melihat foto atau gambar yang ada di komputer maka gambar tersebut sesungguhnya adalah kumpulan dari ribuan titik titik yang sangat kecil dan tiap tiap titik tersebut memiliki warna tertentu. Titik titik itulah yang umum dikenal sebagai pixel. Setiap pixel mempunyai satu warna dan bergabung dengan pixel-pixel yang lain sehingga membentuk suatu pola dan menghasilkan gambar. Gambar seperti ini hampir tidak mungkin dibuat oleh tangan manusia. Bisa dibayangkan betapa rumitnya hanya untuk untuk membuat sebuah garis lurus, bila harus dilakukan dengan meletakkan titik-titik yang berjajar rapi secara manual. Karena itu, gambar atau foto yang kita lihat biasanya dihasilkan oleh mesin seperti kamera, monitor, televisi, komputer, proyektor film, scanner, printer dan sebagainya.

resolusi
Jumlah pixel per centimeter disebut sebagai resolusi. Dan resolusi itulah yang menentukan kualitas dari gambar yang dihasilkan. Gambar yang sering kita lihat dalam komputer umumnya mempunyai resolusi 72 pixel per inchi atau disingkat dpi. Sebagai contoh gambar yang berukuran satu sentimeter persegi akan memiki 72 X 72 = 5184 titik atau pixel. Misal gambar tersebut diperbesar dari 1 cm persegi menjadi 10 cm persegi maka jumlah pixel keseluruhan adalah tetap yaitu 5184 pixel yang berubah adalah resolusinya, yaitu 5184 : 100 = 5,184 pixel per cm. Berarti jika suatu gambar diperbesar maka resolusinya akan semakin kecil dan mengakibatkan gambar menjadi tidak tajam. Semakin tinggi resolusi suatu gambar maka akan semakin tinggi kemampuan perbesarannya.

intensitas
Pixel pixel yang membentuk gambar tersebut memiliki warna warna tertentu dan jumlah warna yang boleh dimiliki oleh suatu gambar dinamakan intensitas. Biasanya dikenal istilah 256 warna, high color, 16 juta warna (true color) gradasi abu-abu (grayscale), serta hitam-putih (black & white). Semakin banyak jumlah warna dalam suatu gambar maka gambar yang dihasilkan akan semakin bagus. Jumlah warna maksimum dari gambar dapat dilihat dari jenis filenya. Misal file gambar yang berekstensi .jpg akan memiliki maksimum 16 juta warna, atau file yang berekstensi .gif memiliki jumlah warna maksimum 256.


VEKTOR GRAFIK


Berbeda dengan bitmap, vektor grafik merepresentasikan gambarnya tidak dengan menggunakan pixel, tetapi dengan kurva dan garis yang didefinisikan dalam persamaan matematis yang disebut vektor. Misal untuk menggambar lingkaran maka didefinisikan persamaan matematis dari lingkaran sehingga membentuk garis pembatas lingkaran. Didalam garis pembatas tersebut diberi warna sehingga terbentuklah lingkaran.
Kedua cara perepresentasian gambar tersebut mempunyai kekurangan dan kelebihan masing masing. Pada gambar bitmap sangat baik digunakan untuk merepresentasikan gambar yang sangat kompleks dan detail. Tetapi kekurangannya adalah ukuran filenya tergantung dari ukuran gambar dan resolusinya. Jika file bitmap diperbesar maka ketajaman gambar akan berkurang.
Sedangkan pada vektor grafis ukuran gambar tidak mempegaruhi ukuran file. Jika gambar diperbesar maka ketajamannya tetap sama dengan sebelumnya. Ukuran file dari gambar vektor grafis dipengaruhi oleh kompleksitas dari persamaaan vektor yang digunakan. Misal ada dua gambar yang besarnya sama. Gambar yang pertama adalah gambar lingkaran sedangkan gambar yang kedua adalah gambar tali yang melingkar tidak beraturan. Ukuran file gambar tali akan lebih besar daripada gambar lingkaran. Kekurangan dari vektor grafis tidak mampu menampilkan gambar secara detail dan kompleks.

contoh gambar bitmap


contoh gambar vektor

Perangkat lunak untuk Image editor yang menggunakan gambar jenis bitmap antara lain adobe photoshop, corel photopaint, dll. Sedangkan yang menggunkan gambar vektor grafik antara lain corel draw adobe ilustrator, macromedia flash. Dari kelebihan dan kekurangan kedua jenis gambar tersebut maka sebelum mendesain suatu obyek perlu dipertimbangkan terlebih dahulu tujuan dari pembuatan obyek tersebut. Pada bab selanjutnya kita akan mempelajari image editor jenis bitmap yaitu adobe photoshop dan image editor jenis vektor grafik yaitu macromedia flash.


Membuat Film Dokumenter dan Istilah Teknis Praktek Shooting



Membuat film dokumetar adalah suatu tantangan yang sangat dasyat karena diperlukan beberapa pengetahuan lebih pada saat kita akan membuat sebuah film dokumetar. Di sini mencoba berbagi ilmu tentang mengenal sebuah kamera di film dokumentar.
Dalam perjalan perfilman kita sering melihat berbagai suguhan film. Baik film yang berkatagorikan fiksi ataupun non fiksi. Nah tentu kita akan bertanya apa itu film dokumetardari beberapa situs dan buku yang saya baca banyak arti yang berbeda menjelaskan arti film dokumetar, namun saya mengambil satu garis lurus dimana film dokumentar itu adalah implementasi fakta dan realitas yang terjadi yang kita angkat dari sebuah pemikiran (Ide) yang memang bercerita menarik dam enak yang bisa menimbulkan banyak pertanyaan dan
jawaban tentang berbagai aspek kehidupan.
Karena katagori Film dokumenter sendiri adalah film yang bercerita tentang kenyataan, realitas atau fakta. Bercerita di Film Dokumentar tentunya tidak semudah dengan kita berucap ayo kita segera bikin film dokumentar. Pertanyaan simple muncul takkala kita hendak mengesekusi Ide dengan tujuan kita sebagai filmmaker guna membuat film dokumetar.
Paling ringan di sini akan memberikan contoh simple yang membuat kita bisa mengingat apa itu katagori film dokumentar. Masih ingat dengan program di televise pertama di Indonesia (TVRI), ya, Flora dan Fauna.
Mungkin dulu pada saat film dokumentar belum banyak dilirik dan selalu disuguhkan tentang apa saja yang berbau tumbuh tumbuhan dan dunia binatang namun seiring dengan perkembangan era digitalisasi industri pertelevisian dan semakin banyaknya filmmaker yang mengembangkan arti dari film dokumetar sesungguhnya jadi tidak melulu menceritakan sebuah proses awal hingga akhir dari suatu tumbuhan atau awal mulanya kehidupan binatang.
Film dokumetar sendiri itu terbagi dari dua kelompok. Satu adalah semi dokumetar dan satunya lagi adalah total film dokumetar. Menjadikan Ide sebagai sebuah ilham bagi film dokumetar kita tentunya tidaklah gampang seperti kita berkata-kata, jika Ide kita dapatkan tentunya sebuah riset untuk sebuah pemikiranitu menjadi sangat penting.
Karena yang menarik dalam penciptaan film dokumenter berawal sebuah riset yang kita lakukan. Percaya atau tidak kita harus kembali berkaca pada diri kita sendiri. “apakah Ide-ku ini nantinya menarik jika di Film-kan.”
Proses pembuatan film dokumanter bukan sekedar estetika tapi mempunyai sebuah riset. Karena film dokumenter tidak melulu teks yang dikuti oleh gambar. Karena kita harus berpikir film dokumanter kita nantinya bisa memberikan gambaran riset kita.Jika bisa, Ide yang ada pada diri kita bisa kita share pada orang (kelompok) kita, agar kiranya Ide yang akan kita tuangkan pada saat pembuatan kiranya bisa ditangkap rekan produksi film dokumentar kita.

Setelah dari sebuah Ide yang sudah kita matangkan dari sebuah riset pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mentransfer ‘kamera kita? Karena nantinya banyak yang meleset dari apa yang kita sudah rencanakan. Jadi bersiap-siaplah jika nantinya kita mengalami suatu kendala dalam pelaksanaan pembuatan film dokumentar.
Setelah Ide siap kita bungkus, peralatan yang memadai sangat menunjang dalam history pembuatan film dokumentar kita. Berikut ini akan diberikan beberapa perihal terpenting bagi filmmaker yang kiranya berguna
dalam pembuatan film dokumetar. Dimana istilah ini sangat dekat dengan juru kamera dan perihal berikut tentunya perlu juga di ketahui dan wajib juga dikuasai oleh sang sutradara film dokumetar.

Kamera,
Kamera terdiri dari dua jenis dimana yang pertama dikenal dengan sebutan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan),Camera Head (bagian tengah),VCR (bagian belakang). Sedangangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bgaian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu.

Lensa,
Lensa itu tersusun dari tiga bagian utama yaitu Ring focus, ring focus sangat berkaitan dengan ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field), berikutnya adalah Zoom, zoom ini sendiri berkaitan dengan jarak subjek dengan lensa (focal length). Zoom menjadi dua yaitu Zoom In (gambar mendekat) dan Zoom Out (gambar menjauh).
Nah Lensa, Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa normal, berukuran focus sepanjang 50mm atau 55mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa lebar (wide lens), biasanya mempunyai lebar focus 16-24mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan, atau ruangan yang sempit. Lensa tele, adalah lensa yang memiliki focal length (jarak antara objek dengan lensa) panjang.
Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.

Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa.
Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa adalah pencarian pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ada beberapa ukuran pencahayaan pada lensa kamera, dimana ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 dan (bukaan kecil) 4-5.6-8-11 dan 22.Fungsi Iris menjadi hal yang final dalam pencarian pencahayaan yang terbaik.
Fasilitas Camera ada beberapa yang kita perlu ketahui yaitu Extender, extender adalah fasilitas pada lensa yang berfungsi mendekatkan jarak objek sebanyak 2x lipat. Yang diikuti dengan pengaturan Iris sebanyak 1 ½ stop.

Gain,
Gain adalah level pengangkatan cahaya yang terdiri dari tiga level yaitu low, medium dan high. Untuk mengatur ketinggan level Gain dapat kita lakukan jika pencahayaan yang kita butuhkan sangat kurang. Level Gain sendiri terdiri mulai dari dua katagori 0 db s/d 9 db dan 12/18 db. Perlu diingat jangan pernah memaksakan diri untuk menggunakan gain 18 db, hal ini akan menyebakan pengahasilan gambar yang tipis atau coral (berbintik-bintik).

Zebra,
Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya yang tinggi, tentunya kita mengatur iris/diafragma. Zebra bisa memandu sang Juru Kamera guna mengetahui gambar yang di take sudah focus atau tidak.
Jika bagian kamera sudah kita kuasai tentunya beberapa istilah dalam menggunakan kamerapun wajib kita ketahui.

Color Bars,
Color Bars berfungsi sebagai pengatur gelap terang suatu objek dan juga mengatur color balance. Dan dikenal juga sebagai awalan dari rekaman gambar kita.

Time Code (TC),
Time Code berfungsi sebagai pencatat durasi gambar kita dalam kamera. Ini sangat berguna takkala kita melakukan pencarian gambar saat editing.

Auto White Balance (AWB) atau (WB),
White Balance adalah syarat mutlak bagi disaat memulai mengoperasikan camera. AWB atau WB berguna menjauhkan satu warna yang dominant atau bad color (bluish, redish, yellowish atau greenish). Satu lagi yang sama pentingnya dengan AWB atau WB adalah Auto Black
Balance (ABB) atau (BB), Black Balance merupakan setting camera untuk mencari kualitas gambar yang sempurna dari camera yang kita gunakan.

Set Up Audio,
Setting Audio menjadi bagian penting dalam pencarian kualitas suara untuk film kita nah audio setting dapat kita lakukan baik pada Atmosfir Mic yang ada pada kamera atau External Audio.

Ide dan Kemera sudah kita ketahui tentunya hal yang perlu kita lakukan tentunya Camera siap di operasikan tapi ada beberapa dasar lainnya yang perlu dipunyai oleh juru kamera dan wajib dikuasai oleh Sutradara film dokumentar.
Komposisi, Komposisi merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, dimana objek menjadi pusat perhatian. Dimana dalam merekam objek tentunya harus mempunyai rasa (sense of art), kreatifitas.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian dari komposisi (rule of thirds), pada aturan umum, komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek yang menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagiab tersebut.
Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang.

Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar (angle of view), dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar.
Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek) sudut dari atas, bawah, samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.

Dalam Komposisi Gambar terdapat dua bagian yakni Background (BG) dan Foreground (FG).
Background dan Foreground adalah benda-benda yang berada dibelakang atau didepan objek inti dari suatu visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.
Nah untuk mengahasilkan shot-shot tertentu kiranya kita harus mengetahui shot list yang ada pada konsep film dokumentar kita. Berikut istilah Camera dan Fungsi yang harus diingat pada saat Camera akan di fungsikan :

Shutter Speed
Pengaturan Shutter Speed sangat bergantung pada berapa ukuran iris/diafragma yang kita gunakan. Shutter Speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Guna mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk kedalam emulsi film (jangka waktu transmisi sinar) kita menggunakan Shutter Speed.
Shutter Speed memiliki satuan angka mulai dari B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi, maka gambar yang terekam akan terlihat jelas/terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur atau berbayang.

Filter, Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain:
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber cahaya yang dominant kuning (tungsten). 5600 K + ¼ ND (neutral density), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya matahari terik (top light). 5300 K, digunakan untuk out door dan in door dengan sumber cahaya dominant putih atau cahaya kebiruan (daylight).
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).
Pencahayaan atau tata cahaya adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan diafragma serta shutter speed sangat penting diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang terbaik.

Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu :

High Key,
High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa memberikan pilihan gambar yang lain. Dimana ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa high key bukan karena over exposed.

Low Key,
Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.

Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai :
Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light. Fill Light, tujuannya untuk mengisi (Fill) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunkan sumber cahaya yang soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek, untuk memberi cahaya diatas pundak atau diatas kepala.
Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia akan menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.

Point Shooting Camera
Camera Angle atau sudut pengambilan gambar yang ditentukan oleh blocking kamera, yang umum yang selalu digunakan ada 3 sudut High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek. Low angle, sudut pengambilan gambar dari bawah objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.

Eye level, sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.
Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan gambar yang dipakai, antara lain, Bird eye, sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor burung.

Frog eye, sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor katak.
Over shoulder, pengambilan gambar dari belakang bahu.
Establish/General shot, gambaran umum sebagai shot pengenalan dari cerita utama atau mainstory.

Inter cut/ Cut away, merupakan gambar-gambar penyela untuk menyembunyikan jumping atau memotong suatu aksi.

Reverse shot, gambar di ambil dari sudut lawan main, tanpa melanggar garis imajiner. Detail shot, sebaiknya dibuat dengan memadukan unsure kekuatan insting dengan unsur keindahan.
Gunakan arrow angle dengan memperhatikan jarak perbandingan yang cukup baik dengan membuat detail shot.
Sedikit memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan Film dan Kamera.

  • Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam.
  • Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali.
  • In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik.
  • Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga tampak detailnya.
  • Under exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang kurang.
  • Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang berlebihan.
  • Depth of Field: daerah kedalaman dan ketajaman gambar, semakin pendek depth of fieldnya,
gambar yang dihasilkan semakin baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan out of focus.

  • Focal length : jarak antara objek dan lensa.
  • Zoom in : gerak lensa mendekati objek.
  • Zoom out : gerak lensa menjauhi objek.
  • Track in : gerak kamera mendekati objek.
  • Track out : gerak kamera menjauhi objek.
  • Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
  • Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau sebaliknya.
  • Shot Size (Ukuran Shot)
  • Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai kaki dengan ruang gerak objek yangluas. Fungsi shot ini sebagai shot pengenalan/ establish shot.
  • Long Shot (LS): Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek yang sempit.
  • Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan gambar dari kepala hingga kaki.
  • Medium Shot (MS): Pengambilan gambar dari batas pinggang hingga kepala.
  • Medium Close Up (MCU): Pengambilan gambar dari batas siku tangan hingga kepala.
  • Close Up (CU): Pengambilan gambar dari atas dada hingga kepala.
  • Big Close Up (BCU): pengambilan gambar dari dagu hingga dahi.
  • Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar detail pada bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau mata.

Shot-shot deskriptif: Adalah istilah penggunaan shot yang lebih variatif, seperti, pan shot,
follow shot, tracking shot, low shot, high shot, reverse shot, tilt up and tilt down shot, tilt
dutch shot dan over shoulder shot.

  1. Jangan melanggar garis imajiner (Imajiner Line)/Directional Line. Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak balik, atau disebut juga Jump Shot.
  2. Perhatikan Head Room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
  3. Perhatikan Looking Room, ruang pandangan mata yang berimbang.
  4. Perhatikan Nose Position, tetapkan posisi hidung tepat berada di titik tengah layer televise.
  5. Hindari Sporius Object, benda-benda yang mengganggu komposisi.
  6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki Motivasi dan informasi.
  7. Perhatikan Continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur ceritanya utuh.
Peralatan Pendukung Camera

Tripod,
Tripod (Kaki Camera) Tripod kamera merupakan peralatan yang terpisah dari kamera namun dianya merupakan peralatan tambahan yang menjadi penyokong fungsi kamera dalam peroperasian. Tinggi tripod sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. film cerita sangat memperhatikan ketinggian kamera lensa, dengan menata kaki kamera (tripod) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan dokumenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (finder). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.

Reflektor,
Reflektor adalah kanvas yang berfungsi sebagai pemantul cahaya yang bisa memberikan efek cahaya tambahan yang berguna untuk memberikan citra yang lebih baik pada sujek yang akan di shot.

Shoot List ,
Shoot List adalah catatan yang terdiri dari rangkaian gambar yang direkam untuk proses editing.
Kamera handycam terdiri dari beberapa format kasetnya :

  • Video 8
  • Hi-8
  • Digital 8
  • VHS-C
  • S-VHS-C
  • Mini DV
  • Micro MV
  • DVCam
Kamera Professional Broadcast terdiri dari beberapa jenis :

  • Hi-8 Pro
  • S-VHS
  • U-matic
  • Betacam
  • DVCPro/DVCam
  • Digital-9
  • Digital Betacam
  • Memori Hardics.
Masing-masing jenis kamera memeliki kemampuan serta fungsi yang tidak sama antara satu kamera dengan jenis kamera lainnya. Ini dikarenakan setiap kamera memiliki kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang memiliki perbedaan kualitas.
Rekaman film kita dikatakan layak jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa. Selamat berekspresi, semoga bermanfaat.

Sumber: Maaf tidak menampilkan sumber aslinya, karena tidak tersave saat mengkoleksi artikel ini.

Clapperboard Penting untuk Pengambilan Gambar



TENTUNYA kamu pernah melihat pengambilan gambar sebuah film, baik yang sungguhan ataupun versi rekayasa dalam acara TV dan film. Pada tiap awal sebuah adegan, selalu ada seorang kru film yang menghadap kamera yang menyampaikan informasi mengenai adegan yang akan diambil menggunakan sebuah papan. Papan tersebut biasanya memiliki semacam jepitan yang terletak di bagian atasnya, seperti sebuah gunting, dan mengeluarkan suaran `clap` saat keduanya saling diketukkan.
Clapperboard, itulah benda yang belia maksud. Disebut demikian karena suara yang dihasilkannya seperti orang yang melakukan clap (tepuk tangan). Benda ini digunakan dalam tiap kali rekaman film, video, atau TV untuk kemudahan video editing dan juga penyelarasan suara dengan video. Penggunaannya biasanya diiringi dengan pernyataan dari kru film tentang detail adegan yang akan diambil, sembari mengayunkan clapperboard ke depan kamera.
Kenapa benda ini menjadi sangat penting dalam produksi sebuah film? Karena clapperboard digunakan sebagai rujukan tanda untuk editor film baik dari aspek gambar, ataupun suara. Dengan adanya suara "clap", sound editor akan menggunakannya untuk menyelaraskan audio yang diambil dengan video-nya. Mungkin kamu belum tahu, pada produksi film berbudget tinggi, track audio direkam terpisah dengan track video, sehingga perlu penyelarasan yang tepat saat proses editing untuk menghasilkan film yang baik.
Selain itu, clapper juga digunakan untuk menginformasikan beberapa data mengenai suatu adegan tertentu, dan informasi ini diperlukan untuk kepentingan editing. Mulai dari durasi, nomor/nama adegan, tanggal pengambilan gambar, dan nomor urut pengambilan gambar.
Sejatinya, clapper menggunakan bahan yang terbuat dari papan biasa, dicat hitam, dan memiliki karakteristik seperti layaknya sebuah papan tulis, agar bisa ditulis-hapus menggunakan kapur tulis. Namun, pada perkembangannya, sejumlah perusahaan manufacturing mulai memproduksi clapperboar digital, yang mampu mencatatkan beberapa informasi yang perlu disampaikan dalam format digital.
Nah, buat kamu-kamu yang pengen memulai karier sebagai moviemaker, clapperboard sebenernya adalah sebuah alat yang sangat penting, terutama untuk kepentingan editing. Namun, perannya dapat digantikan dengan secarik kertas, dan juga suara dari kru film yang kebagian tanggung jawab memegang clapper tersebut. ***


syauqy_belia@yahoo.com, dari berbagai sumber

Istilah Seputar Dunia Produksi Video



21 Mei 2010

Acting :
Adegan/lakon yang diperankan oleh pemeran (aktor/aktris/talent) mengikuti skenario yang
telah ditetapkan. Akting meliputi bahasa tubuh, ekspresi wajah dan dialog.
Agent (Agent Model) :
Seseorang yang bekerja mewakili kepentingan aktor/aktris dalam berhubungan dengan
produser serta orang-orang lain dalam dunia produksi film. Agent ini amat berperan dalam
mencarikan job serta membangun karir para artis.
Art Director (Penata Artistik) :
Pengarah artistik dari sebuah produksi, bertanggung jawab dalam penyediaan set lokasi
shooting serta properti penunjang, sesuai tuntutan cerita dalam skenario.
Audio Mixing :
Proses pengaturan suara dari berbagai macam jenis input, menghasilkan unsur sound yang
diperlukan untuk memenuhi tuntutan kebutuhan cerita.
Angle :
Sudut pengambilan gambar, amat berpengaruh dalam penciptaan komunikasi yang
diharapkan dari sebuah gambar sebagai bahasa visual. Low Angle yaitu pengambilan gambar
dari bawah obyek, lazim digunakan untuk menampilkan keagungan/kewibawaan obyek. High
angle ialah pengambilan gambar dari ketinggian, lazim digunakan untuk menampilkan
ketidakberdayaan obyek. Close-up (CU) ialah pengambilan jarak dekat dimana obyek tampak
dengan jelas (pada manusia, sebatas wajah hingga leher atau dada); Extreme Close Up (ECU)
ialah pengambilan yang lebih dekat lagi sehingga layar dipenuhi oleh bagian dari wajah;
Medium Shot (MS) ialah pengambilan dari jarak sedang, dimana manusia akan tampil
keseluruhan bagian tubuhnya; Long Shot (LS) ialah pengambilan gambar dari jarak jauh
dimana obyek akan terlihat bersama dengan lingkungan terdekatnya.
Angle juga berkaitan dengan pergerakan kamera berikut ini : Pan ialah pergerakan kamera
secara horisontal ke kiri atau ke kanan; Tilt ialah pergerakan kamera secara vertikal ke atas
atau ke bawah; Track/Dolly ialah pergerakan kamera yang sejajar mengikuti pergerakan
obyek yang bergerak; Zoom In ialah perbesaran gambar (fungsi pada kamera video), Zoom
Out ialah perkecilan gambar (fungsi pada kamera video).
Animator :
Pembuat animasi. Klip animasi biasanya dikerjakan secara khusus oleh seorang animator, lalu
diserahkan kepada editor video untuk digabung dengan bagian gambar lainnya.
Audio Effect :
Efek suara. Sejumlah adegan memerlukan efek suara agar meningkatkan kesan visual.
Misalnya pada adegan baku hantam dimana tidak terjadi perkelahian sesungguhnya, efek
suara dibuat dan ditambahkan pada proses editing video untuk memperkuat kesan telah
terjadinya perkelahian sesungguhnya.
Ambience :
Suara natural dari obyek gambar.

Background :
Gambar latar belakang.
Boom :
Mikrofon besar yang dipasang pada tiang portabel yang dipasang pada tempat terdekat yang
mungkin, di sekitar pelaku adegan, agar dapat secara optimal menangkap dialog pemeran.
Orang yang mengoperasikan boom ini disebut dengan Boom Man.
Breakaway :
Properti sekali pakai, misalnya gelas atau kertas, yang akan menjadi rusak dalam sekali pakai
sesuai tuntutan cerita.
Breakdown :
Arti aslinya ialah perincian. Dapat merujuk ke rincian bujet produksi maupun aktualisasi
pengeluaran biaya, atau dapat pula berarti rincian perencanaan adegan shooting.
Budget :
Anggaran pengeluaran keseluruhan dari produksi film. Bujet yang biasanya ditentukan sejak
awal oleh produser ini akan amat menentukan bagaimana suatu rencana produksi video akan
dieksekusi, menyangkut sewa alat, sumberdaya manusia, properti, dan sebagainya.
Blocking :
Area yang masuk dalam cakupan tangkapan kamera video. Para pemeran serta properti harus
masuk dalam area blocking ini, dan sebaliknya area ini harus steril dari properti atau kru
produksi.
Back Light :
Sumber cahaya utama yang berada di belakang obyek shooting dan menghadap ke kamera.
Pada kebanyakan kasus, backlight ini merupakan kesalahan mendasar yang sering dilakukan
oleh kameramen amatir sehingga obyek menjadi tak jelas (gelap). Pada kasus khusus, teknik
ini digunakan misalnya untuk dengan sengaja menyamarkan identitas obyek.
Bumper :
Klip gambar biasanya berupa animasi yang berperan sebagai pembuka suatu acara televisi.
Bumper in digunakan sebagai tanda suatu acara akan dimulai lagi setelah jeda iklan,
sedangkan bumper out ialah penanda bahwa acara akan berhenti sejenak untuk jeda iklan.
Camera Department :
Bagian yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan merawat semua peralatan kamera
yang dibutuhkan untuk memproduksi film, serta proses-proses yang menyertainya.
Cameraman :
Orang yang bertugas mengoperasikan kamera film/video. Pada suatu produksi besar,
cameraman ini terbagi menjadi sejumlah peran khusus yaitu Penata Fotografi (yang bertugas
mengatur penempatan dan pergerakan kamera serta pencahayaan), Operator kamera yang
langsung mengoperasikan kamera, serta sejumlah asisten untuk mengurus hal-hal lain seperti
mengatur fokus kamera, dan sebagainya.
Camera Tracks :
Lintasan kamera, suatu alas datar berupa metal atau lembaran kayu tipis yang diletakkan di
permukaan lantai sebagai tempat pergerakan kamera (yang dipasang pada sebuah alat beroda
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
tertentu, disebut dolly). Lintasan ini berguna agar dihasilkan gerakan kamera yang lembut.
Camera track dapat pula berbentuk lintasan rel panjang, sementara kamera terpasang pada
suatu kamera dolly.
Casting :
Proses pencarian orang yang tepat untuk memerankan tokoh tertentu dalam cerita. Casting ini
dipimpin oleh seorang juru casting atau casting director yang amat memahami karakter yang
dibutuhkan oleh cerita. Rencana casting ini telah diumumkan sebelumnya kepada publik atau
agent sehingga para artis/aktor dapat mempelajari skenario lalu mempersiapkan adegan yang
akan ditampilkan sebagai unjuk kebolehan.
Clapper Boards :
Sepasang papan berengsel yang diketukkan sebagai tanda dimulainya shooting. Papan ini
berisi sejumlah informasi antara lain titel produksi, nomor adegan (scene), produser, dan
tanggal shooting adegan. Informasi pada papan ini dicatat oleh pencatat adegan yang
kemudian akan memberi catatan tambahan tentang keberhasilan adegan yang di-shooting.
Informasi ini juga terrekam oleh kamera video, yang kelak akan memudahkan proses editing
video untuk memilih potongan gambar mana yang akan dipakai dan dirangkai dengan gambar
lainnya.
Commercial :
Iklan. Video singkat yang umumnya berdurasi 60, 30, atau 15 detik yang dibuat khusus untuk
mempromosikan suatu produk.
Costume Designer :
Orang yang merancang pakaian/kostum yang akan dipakai oleh para pemeran film.
Cue :
Tanda bagi aktor/aktris dalam film untuk memunculkan bagiannya dalam dialog atau
tindakan. Isyarat ini dapat berupa tindakan aktor/aktris lainnya, bagian akhir dari sebuah
dialog, tanda dari sutradara atau isyarat cahaya.
Cue Light :
Bola lampu kecil yang dapat dinyalakan atau dimatikan oleh sutradara atau asisten sutradara
untuk memberi isyarat kepada para pemeran. Lampu ini diletakkan diluar jangkauan pandang
kamera tetapi dalam jangkauan pandang pemeran.
Cut and Hold :
Perintah dari sutadara agar adegan diberhentikan namun para pemeran tetap berada dalam
posisinya. Pada kasus ini, sutradara mungkin ingin memeriksa pencahayaan, posisi, atau
adegan lain yang berkaitan.
Cut to Cut :
Peralihan gambar dari adegan satu ke adegan lainnya secara langsung tanpa pemakaian
transisi.
Credit Title :
Penampilan nama-nama kru produksi serta para pendukung acara.
Chroma Key :
Sebuah teknik efek visual dimana adegan shooting dilakukan dengan latar belakang layar
berwarna tertentu (biasanya hijau atau biru). Pada proses editing, warna layar yang digunakan

ini menjadi key untuk dihilangkan (dijadikan transparan) untuk diisi dengan gambar
background yang telah disiapkan untuk tujuan itu.
Cutting on Beat :
Teknik pemotongan dan penyusunan gambar pada saat editing video berdasarkan tempo
sound yang digunakan. Teknik ini amat terasa efeknya misalnya pada videoklip musik yang
bertempo cepat.
Clip Hanger :
Sebutan bagi adegan atau gambar yang akan mengundang rasa ingin tahu penonton tentang
kelanjutan acara, namun harus ditunda karena harus tampilnya jeda iklan komersial.
Cut :
Pemotongan gambar
Crane :
Alat khusus yang dilengkapi dengan tiang, tuas dan katrol untuk tempat menggantung kamera
sehingga kamera dapat digerakkan secara fleksibel dinamis termasuk perputaran penuh 360
derajat, menghasilkan angle yang unik, dinamis dan kadang dramatis. Alat ini dapat
digerakkan oleh secara manual oleh operator melalui sebuah tuas, ada pula yang dilengkapi
dengan remote control. Jimmy Jib ialah sebuah merk dagang yang terkenal alat crane
semacam ini.
Clip On :
Mikrofon khusus berukuran kecil yang dapat diselipkan pada obyek sehingga tidak terlihat
oleh pemirsa.
Depth of Focus :
Area tempat berbagai benda yang diletakkan dengan berbagai ukuran jarak di depan lensa
akan tetap memperoleh fokus yang tajam.
Director :
Orang yang mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk
merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser.
Documentary :
Film yang menyajikan cerita nyata, dilakukan pada lokasi yang sesungguhnya. Juga sebuah
gaya dalam memfilmkan dengan efek realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan
kamera, sound, dan lokasi.
Dolly :
Kendaraan/alat beroda untuk membawa kamera dan operator kamera selama pengambilan
gambar. Dolly biasanya dapat didorong dan diarahkan oleh satu orang yang disebut Dolly
Grip.
Dubbing :
Perekaman suara manusia secara sinkron dengan gambar film. Suaranya mungkin atau
mungkin tidak berasal dari aktor/aktris yang sesungguhnya serta bisa juga bahasa yang
digunakan ketika film tersebut dibuat. Aktor/aktris menggunakan gambar dan soundtrack
playback sebagai panduan untuk mensinkronkan gerakan bibir dalam gambar dengan
perekaman suara terbaru. Umumnya digunakan untuk memperbaiki perekaman asli yang
buruk., performa artistik yang tidak dapat diterima atau kemungkinan kesalahan dalam
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
dialognya. Juga digunakan untuk perekaman lagu dan versi bahasa lain setelah proses
pemfilman.
Depth of Field :
Area dimana seluruh obyek yang duterima oleh lensa dan kamera muncul dengan fokus yang
tepat. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh jarak antara obyek dan kamera, focal length dari lensa
dan f-stop
Editing Departement :
Divisi dimana semua potongan film yang telah dihasilkan digabungkan sehingga membentuk
urutan yang koheren, dengan bantuan kru lain termasuk sutradara atau produser.
Electric Departement :
Bertanggung jawab terhadap penjagaan dan penyediaan segala peralatan listrik selama proses
produksi film, misalnya: lampu, kabel, mesin diesel. Electrician ialah anggota staf
departemen ini.
Ext. :
Eksterior. Bagian manapun dari film yang direkam di luar ruangan; jalanan kota, stadium,
gurun, hutan, atau puncak gunung, beberapa lokasi dapat dibuat ulang di sounstage studio
namun tetap dinamakan eksterior dalam naskah.
Extreme Close Up :
Pengambilan gambar dari jarak amat dekat
Fade Out, Fade In :
Jenis transisi dari gambar kosong (blank) ke kemunculan gambar tertentu (fade in) atau dari
gambar tertentu ke blank (fade out). Sering digunakan untuk menekankan berlalunya waktu
atau akhir dari adegan atau cerita.
Fast Motion :
Melakukan pemfilman dengan kecepatan dibawah standar kemudian memproyeksikan dengan
kecepatan standar untuk membuat tindakan terlihat lebih cepat dari normal. Efek ini sering
digunakan untuk mempercepat tempo, menyesuaikan diri dengan sound yang dipakai.
Fifty-fifty :
Sudut pengambilan gambar ketika dua orang pemeran saling berhadapan sehingga berbagi
lensa dengan adil. Juga disebut sebagai a two shot atau a two.
Fill Light :
Merupakan bagian dari teknis pencahayaan dasar “Three Point Lighting”, digunakan untuk
meniadakan bayangan yang timbul akibat adanya key light.
First Run :
Pertama kali sebuah film dilepas ke bioskop untuk ditonton. Saat ini lebih dikenal dengan
Gala Premiere.
Flare :
Efek visual yang timbul ketika suatu obyek memantulkan cahaya yang tidak diinginkan secara
langsung kepada lensa kamera. Meski seringkali efek ini tidak diinginkan, namun pada
sejumlah software editing video justru terdapat fitur untuk memunculkan simulasi flare ini
untuk meningkatkan realitas visual.

Flashback :
Secara harfiah berarti kilas balik. Yaitu alur cerita yang mundur ke belakang mengisahkan
kejadian lampau yang dapat menjelaskan latar belakang penyebab kondisi yang ada sekarang.
Focus :
Gambar secara detail dan tajam, dengan warna yang mendekati aslinya, yang diperoleh
dengan setting lensa kamera agar memiliki nilai jarak fokus yang benar. Pada sejumlah
kamera handycam, fokus ini bersifat otomatis hasil deteksi kamera. Sedangkan pada kamera
yang memiliki setting manual fokus, gambar yang fokus diperoleh jika kameramen pandai
mengatur setting fokus ini yang juga memerlukan kejelian mata. Atau kadang digunakan
pengukuran jarak agar dapat melakukan setting fokus secara lebih akurat.
Fog Maker :
Menggunakan cairan khusus sehingga fog maker dapat memunculkan efek kabut, asap, efek
kabur (blur), dan kelembaban. Dengan menggunakan cairan jenis lain maka dapat digunakan
untuk menghilangkan kabur yang tidak diinginkan. Alat ini dapat berukuran kecil, mesin yang
dapat digenggam atau mesin besar yang diletakkan di kereta.
Follow Focus :
Perubahan fokus kamera selama adegan untuk mempertahankan fokus pada pemeran yang
bergerak mendekati atau menjahui kamera.
Follow Shots :
Pengambilan gambar dengan kamera bergerak memutar untuk mengikuti pergerakan pemeran
dalam adegan.
Footage :
Gambar-gambar yang telah tersedia dan dapat digunakan.
Frame per Second (fps) :
Jumlah frekuensi penampilan frame gambar tiap detiknya. Video sebagai “gambar bergerak”
sebenarnya hanya merupakan kesan/ilusi penglihatan mata, sebab pada kenyataannya video
tersebut terdiri dari serangkaian gambar diam yang ditampilkan berurutan dalam durasi waktu
yang sangat singkat. Pada video format PAL, satu detik video terdiri dari 25 gambar, disebut
sebagai 25 fps (frame per second), sedangkan format NTSC memiliki 30 gambar, disebut
sebagai 30 fps.
Freelancer :
Orang yang tidak terikat kontrak dengan produser atau perusahaan manapun.
Freeze :
Perintah bagi pemeran untuk menghentikan aksi namun mempertahankan posisinya. Dalam
film yang aktor/aktris atau obyek lain muncul dengan tiba-tiba misalnya “pop in” pada layar
maka aktor/aktris dalam adegan akan diminta untuk diam. Orang atau obyek kemudian
ditempatkan di posisinya kemudian perintah untuk “action” diberikan dan adegan dilanjutkan.
Dalam pemotongan film di bagian tengah dari masuknya aktor/aktris atau penempatan obyek
akan dihilangkan.
Gobo :
Layar kayu yang dicat hitam. Digunakan untuk menghalangi cahaya dari sati atau lebih
pencahayaan lampu studio, suatu set peralatan yang digunakan untuk mecegah jatuhnya
( Word to PDF Converter - Unregistered )
http://www.Word-to-PDF-Converter.net
cahaya yang tidak diinginkan ke lensa kamera atau area set. Biasanya diletakkan pada
sanggahan yang dapat disesuaikan. Gobo tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Hairdresser :
Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata
rambut laki-laki maupun perempuan.
Hand Held :
Mengambil gambar dengan kamera ringan seperti handycam, jenis yang dapat ditahan oleh
operator kamera dengan tangannya selagi mengambil gambar, berlawanan dengan
meletakkannya pada gear head atau tripod. Memberikan fleksibilitas yang lebih. Teknik
penggunaan kamera dengan tangan tanpa tripod
Hot Set :
Suatu set yang telah diisi barang dan dekor untuk syuting. Penggambaran ini biasanya
mengindikasikan bahwa set tersebut tidak boleh dimasuki atau digunakan.
Hot Spot :
Area dalam set yang memiliki pencahayaan yang sangat terang.
Hunting Location :
Proses pencarian dan penggunaan lokasi yang tepat dan terbaik untuk syuting.
Idiot Cards :
Kartu besar tempat dialog dituliskan untuk aktor yang tidak dapat mengingat kalimatnya.
Dapat juga berarti sebuah bagian mesin elektronik yang mahal disebut Tele-Prompter, dimana
sebuah gulungan kertas ditempatkan di depan atau dekat dengan kamera dan dituliskan
dialognya dengan huruf yang besar sehingga mudah untuk dibaca. Bisa juga disebut dengan
Cue cards.
Independent :
Seseorang yang membuat film tanpa dipekerjakan oleh sebuah studio besar.
Insert Shot :
Suatu obyek biasanya yang dicetak seperti surat kabar atau sebuah jam, dan dimasukkan ke
dalam rangkaian untuk menjelaskan tindakan.
Int. :
Interior. Bagian dari film yang diambil didalam ruangan. Interior dapat berupa set yang
dibentuk di studio atau diluar studio. Lebih dikenal sekarang ini sebagai location interiors.
Iris :
bagian yang terbuka dari sebuah lensa atau bagian belakang yang mengatur masuknya cahaya
kdalam film. ukuran Iris dapat dikontrol oleh operator kamera.
Jell :
Gelatin atau materi plastik berwarna yang digunakan di depan sebuah lampu untuk mengubah
warna cahaya dari lampu tersebut. Bisa juga disebut dengan Gel.
Jumping Shot :
Proses pengambilan gambar secara tidak berurutan

Jimmy Jib :
Merek dagang, lihat Crane.
Key Light :
Cahaya utama yang digunakan untuk menerangi obyek shooting.
Light Meter :
Instrumen kecil dan dapat dipegang dengan tangan yang digunakan untuk mengukur
intensitas cahaya.
Lining Up :
Membatasi adegan. Operator kamera atau sutradara mengatur penempatan kamera sehingga
mencakup ruang pengelihatan yang diinginkan. Dapat juga berarti framing.
Limbo :
Melakukan pengambilan gambar pada area atau set yang tidak dapat dijelaskan sebagai suatu
lokasi khusus. Dapat digunakan untuk adegan close-up, insert, dan lain sebagainya.
Lip-Sync :
Sesi perekaman saat seorang aktor/aktris menyesuaikan suaranya dengan gerakan bibir dari
gambar.
Long Shot :
Gambar direkam dari jarak jauh. Biasanya digunakan dengan cara pengambilan gambar dari
sudut panjang dan lebar.
Make-Up Departement :
bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan
kebutuhan skenario pada saat syuting.
Match :
Menghasilkan ulang suatu tindakan yang dilakukan dalam adegan lain sehingga keduanya
dapat dipotong sehingga menghasilkan posisi yg dapat disesuaikan.
Matching Directions :
Penyesuaian adegan dalam film seperi masuk dari kiri ke kanan sehingga orang atau alat
transportasi dalam film tidak memiliki arah yang terbalik ketika pengambilan gambar lain
dimasukkan.
Measuring Tape :
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak dari lensa ke subyek dengan tujuan untuk
menentukan fokus secara tepat.
Microphone Shadow :
Munculnya bayangan dari mikrofon pada bagian set yang masuk pada area pandang kamera.
Bila muncul pada gambar maka it’s a no-no (gambar tidak terpakai)
Mock-Up :
Tiruan suatu benda yang dibuat seperti asli tapi hanya berupa bagian tertentu saja menurut
kebutuhan.
M.O.S. :

Porsi gambar dari sebuah adegan yang diambil tanpa merekam suaranya. Inisial ini awalnya
muncul dari sutradara Eropa yang tidak dapat mengucapkan WS dan mengatakan Mit Out
Sound.
Moving Shot :
Teknik pengambilan gambar dari obyek yang bergerak.
Music Departement :
Bertanggungjawab dalam pengaturan atau menyediakan musik yang akan digunakan dalam
film.
Master Control :
Perangkat teknis utama penyiaran untuk mengontrol proses distribusi audio dan video dari
berbagai input pada suatu produksi acara.
Medium Shot :
Gambar diambil dari jarak sedang.
N.G. :
No Good (tidak bagus). Istilah ini dipakai sebagai catatan atau komentar terhadap
pengambilan gambar yang tidak bagus pada laporan kamera dan suara, misalnya N.G. Sound,
N.G. Action
NTSC (National Television Standards Committee)
Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara
lain. Sistem NTSC terdiri dari 525 garis scanning dengan frekuensi penciptaan gambar 30 fps
(frame per secod).
O.S. :
Off Screen (tidak tampak pada layar)
Opening Scene :
Adegan yang dirancang khusus untuk membuka acara atau cerita. Adegan ini harus dikemas
secara kreatif untuk mengundang kepenasaran penonton agar melihat keseluruhan tayangan.
PAL (Phase Alternation by Line) :
Sistem reproduksi sinyal televisi yang lazim digunakan di Eropa dan negara-negara lain
termasuk Indonesia. Sistem PAL terdiri dari 625 garis scanning dengan frekuensi penciptaan
gambar 25 fps (frame per secod).
Plot :
Alur cerita dalam sebuah naskah skenario.
P.O.V. :
Point of View, yaitu sudut pandang penceritaan. Istilah yang kerap digunakan dalam skenario.
Producer :
Sebutan bagi orang yang memproduksi film meski tak harus berarti membiayai produksi atau
menanamkan investasi dalam produksi tersebut. Tugas produser adalah memimpin seluruh
tim produksi agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek
kreatif maupun manajemen produksi dengan anggaran yang telah disepakati.

Production Unit :
Unit produksi yang terdiri dari sutradara, kru kamera, kru tata suara, bagian listrik dan semua
orang yang terlibat dalam suatu produksi.
Panning :
Pergerakan kamera secara horisontal (ke kiri atau ke kanan) untuk memperluas liputan obyek.
Rain Cluster :
Perangkat khusus yang digunakan untuk menciptakan simulasi efek hujan. Sebagai alternatif
ialah pemakaian mobil pemadam kebakaran.
Reflector :
Alat yang berfungsi untuk memantulkan cahaya, yang selain berfungsi untuk mengoptimalkan
cahaya yang ada (baik sinar matahari pada shooting outdoor atau cahaya lampu pada shooting
indoor), juga untuk memendarkan cahaya agar lebih soft. Bisa terbuat dari bahan apa saja asal
memiliki pantulan cahaya yang optimal (jadi harus berwarna putih/terang), misalnya berupa
lembaran alumunium foil yang ditempelkan pada lembaran busa/stereoform yang tebal.
Remake :
Produksi suatu film yang sebelumnya pernah diproduksi. Film remaking dibuat dengan
penyesuaian konteks cerita terhadap keadaan jaman terkini dimana peradaban dunia sedang
berubah dengan amat cepatnya. Misalnya, kisah cinta klasik Romeo dan Juliet akan difilmkan
dengan konteks keadaan terkini dimana komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yang
tidak terdapat pada jaman dulu.
Re-Run :
Memutar ulang suatu film atau program acara televisi.
Resolution :
Kemampuan lensa atau film untuk menangkap serta menunjukkan detail obyek.
Re-Take :
Pengulangan adegan dalam shooting, bisa disebabkan oleh kegagalan akting, dialog,
pencahayaan, ketidaksiapan kru, dsb.
Reverse Angle :
Sudut pengambilan gambar : arah angle yang sebaliknya dari angle gambar yang telah
diambil.
Roll :
Perintah yang biasanya diberikan ketika kru produksi telah siap di posnya masing-masing
sehingga adegan tertentu siap dilaksanakan.
Running Shot :
Pergerakan kamera secara dinamis untuk menyesuaikan diri dengan gerakan pemeran di
lokasi shooting.
Rundown :
Alur cerita dari program acara yang dibatasi oleh durasi, segmentasi, dan bahasa naskah.
Scouting :
Mencari lokasi untuk produksi. Dapat juga berarti mencari calon pemeran yang berbakat

(talent scouting).
Screen Play :
Naskah yang sudah lengkap dan siap menjadi panduan dilaksanakannya produksi film.
Screen Test :
Kesempatan ujicoba bagi pemeran untuk memperlihatkan kemampuannya, sudah lengkap
dengan penggunaan kostum, make up dan set properti.
Script Clerk :
Petugas yang bertanggungjawab mencatat sejumlah hal dari pengambilan gambar seperti
durasi, akting, properti, pencahayaan dan keberhasilan adegan. Catatan ini kelak akan
digunakan oleh editor saat editing video untuk menentukan mana potongan gambar yang akan
diambil dan dirangkai dengan gambar lain, dan mana potongan gambar yang harus dibuang.
Sequence :
Rangkaian adegan.
Soft Focus :
Pengambilan gambar dengan lensa yang di-set agak out of focus sehingga subyek tampak
agak blur.
Soft Light :
Pencahayaan lembut yang memungkinkan tiadanya bayangan dan berpendarnya cahaya secara
merata dan menyeluruh.
Still man, Photographer :
Pengambil gambar foto yang bertanggungjawab atas publikasi dan pembuatan foto di lokasi.
Foto ini dapat berfungsi sebagai dokumentasi behind the scene, dokumentasi proyek, maupun
keperluan promosi.
Story Board :
Gambar ilustrasi adegan. Merupakan salahsatu bentuk upaya sutradara menerjemahkan
bahasa tulisan skenario ke dalam bahasa gambar dan untuk memudahkan kegiatan shooting
itu sendiri dengan dijelaskannya posisi, adegan, dialog, serta pekerjaan-pekerjaan lainnya.
Gambar ilustrasi ini dirancang oleh sutradara bekerjasama dengan kru lain (misalnya penata
fotografi), dan dilakukan oleh seorang juru gambar yang disebut storyboard artist. Sketsa
yang menggambarkan adegan dalam film. Digunakan untuk mempemudah pengambilan
gambar.
Sunshade (Lens Shade) :
Kotak persegi panjang yang dipasangkan di bagian depan lensa kamera untuk membatasi
masuknya cahaya secara langsung ke dalam lensa.
Superimposure :
Penempatan sebuah layer video/grafis diatas layer lainnya, misalnya layer title atau subtitle
(terjemahan bahasa) yang diletakkan di atas gambar film.
Swish Pan :
Jenis panning (pergerakan kamera horisontal ke kiri atau ke kanan) yang cepat yang
memunculkan kesan gerakan mata yang menoleh ke samping dengan cepat.

Simply Shot :
Gambar yang diambil dari sudut mudah, biasanya untuk adegan pengisi yang kurang penting.
Script Format :
Format penulisan naskah skenario. Format ini bisa fleksibel tergantung tingkat kerumitan
produksi video itu sendiri.
Script Marking :
Pemberian tanda pada naskah skenario untuk menjadi catatan bagi para kru produksi yang
terlibat.
Stock Shot :
Persediaan gambar hasil shooting yang dapat dipilih pada saat proses editing.
Suspense :
Adegan drama yang menegangkan. Juga merupakan salahsatu genre (jenis) dari film.
Steady Shot :
Gambar sempurna dan tidak terlalu banyak bergerak dan dapat dinikmati dengan posisi diam.
Slow Motion :
Pergerakan gambar yang diperlambat, suatu proses yang dikerjakan saat editing video. Pada
produk home video seperti wedding video, teknik ini kerap digunakan untuk pada
gambar-gambar yang berisi momen bahagia dengan iringan lagu cinta yang bertempo lambat.
Slow motion juga kerap digunakan secara “terpaksa” yaitu jika pada proses editing video
ternyata ditemukan gambar yang rusak sedemikian rupa padahal informasi yang tertangkap
oleh audio-nya penting, sehingga klip video dibuat slow motion untuk menyesuaikan diri
dengan durasi audio-nya.
Tag Line :
Semboyan atau motto suatu film yang dapat merangsang imajinasi calon pemirsa tentang apa
yang akan disuguhkan dalam film tersebut.
Teaser :
Cuplikan adegan-adegan menarik yang mewakili keseluruhan cerita, digunakan di televisi
untuk menarik perhatian pemirsa.
Tilt :
Pergerakan kamera naik turun (vertikal)
Tone Track :
Sound asli yang diperoleh dari lokasi shooting tertentu yang seringkali tidak disadari namun
dapat meningkatkan realitas hasil shooting. Misalnya pada wedding video, suara hiruk pikuk
(crowded) merupakan suara yang khas terjadi pada acara resepsi, dan sebaiknya tidak
dihilangkan seluruhnya pada proses editing video.
Top Lighting :
Teknik pencahayaan. Sumber cahaya berada di atas subyek sehingga turun menyinari.
Sebagai kebalikannya ialah Down Lighting yang umumnya dipakai untuk kemunculan
makhluk misteri dalam suatu adegan horror.
Treatment :

Rencana sutradara untuk menerjemahkan skenario dengan menyusun adegan, dialog dan
prosedur kerja kru produksi di lokasi shooting.
Triangle :
Alat penahan kaki tripod agar tetap stabil meskipun diletakkan di permukaan yang licin.
Two/Three Shot :
Sudut pengambilan gambar. Yaitu layar kamera berisi dua/tiga obyek yang sedang berperan.
Viewfinder :
Instrumen optik yang yang memungkinkan operator kamera untuk mengikuti aksi para
pemeran saat kamera sedang diaktifkan.
VTR :
Video Tape Recording. Alat pendukung produksi.
Very Long Shot (VLS) :
Jenis sudut pengambilan gambar. Gambar diambil dari jarak yang sangat jauh untuk maksud
khusus, misalnya menjelaskan keterkaitan obyek shooting dengan lingkungannya.
Voice Over :
Suara tambahan atau alih suara yang dilakukan pada proses editing, untuk mendukung isi
cerita.
Wardrobe Departement :
Bagian yang bertanggungjawab atas pemilihan pakaian yang akan dipergunakan untuk
shooting.
White Balance :
Prosedur untuk men-setting lensa kamera agar dapat menangkap warna detil obyek secara
akurat, biasanya dengan menghadapkan kamera ke suatu obyek berwarna putih selama
beberapa saat.
Wind Machine :
Blower (kipas angin besar) yang digunakan untuk menciptakan efek angin.
Wrap :
Aba-aba untuk seluruh kru produksi bahwa sesi shooting telah selesai.
Sumber: http://captun.net/?p=171